|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Firman-Mu pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bunga Tabebuya |
|
Bunga Tabebuya |
|
Jumat, 29 November 2019 |
|
|
|
|
|
Bunga Tabebuya |
|
Yesaya 40:6-8 |
|
|
|
|
|
|
Pada akhir tahun ini Kota Surabaya kian bertambah elok. Kota yang telah bersolek dengan taman dan pohon-pohon rindang di sepanjang jalan protokol, disemarakkan dengan berbunga lebatnya pohon tabebuya. Sekilas, bunga tabebuya yang berwarna putih dan merah muda sangat mirip dengan bunga sakura khas Jepang. Pemandangan cantik ini disambut dengan sukacita oleh warga Surabaya. Mendatangkan decak kagum bagi para pelancong yang kebetulan singgah atau melewati kota pahlawan ini. Tak terkecuali bagi Benay dan Sambey yang mengisi liburannya dengan mengunjungi kota ini. “Indah banget ya Sam”, kata Benay, “Andaisaja di sepanjang jalan utama di kota kita ditanami tabebuya tentu pemandangannya akan menyenangkan.” “Benar Ben. Bukan hanya menyenangkan tapi juga tambah asri.” “Hmmm, tapi sayang, bunga tabebuya punya musimnya. Tak lama lagi bunga indah ini juga akan berguguran dan layu”, ujar Benay sedih. “Ya, Ben. Setiap hal ada musimnya. Seperti yang dikatakan dalam Kitab Pengkhotbah. Selama dunia ini masih ada, segala sesuatu terus berganti. Tidak ada yang langgeng.” “Tapi tetap ada yang langgeng, Sam?” Sambey menatap wajah Benay dengan mimik ingin tahu. “Firman Allah bagai bunga yang indah, yang tidak pernah kenal musim.” “He..he..he.. Kali ini pikiranmu encer, Ben” sambut Sambey. Kedua sahabat ini tertawa akrab menuju kebon binatang Wonokromo unt...selengkapnya » |
Pada akhir tahun ini Kota Surabaya kian bertambah elok. Kota yang telah bersolek dengan taman dan pohon-pohon rindang di sepanjang jalan protokol, disemarakkan dengan berbunga lebatnya pohon tabebuya. Sekilas, bunga tabebuya yang berwarna putih dan merah muda sangat mirip dengan bunga sakura khas Jepang. Pemandangan cantik ini disambut dengan sukacita oleh warga Surabaya. Mendatangkan decak kagum bagi para pelancong yang kebetulan singgah atau melewati kota pahlawan ini. Tak terkecuali bagi Benay dan Sambey yang mengisi liburannya dengan mengunjungi kota ini. “Indah banget ya Sam”, kata Benay, “Andaisaja di sepanjang jalan utama di kota kita ditanami tabebuya tentu pemandangannya akan menyenangkan.” “Benar Ben. Bukan hanya menyenangkan tapi juga tambah asri.” “Hmmm, tapi sayang, bunga tabebuya punya musimnya. Tak lama lagi bunga indah ini juga akan berguguran dan layu”, ujar Benay sedih. “Ya, Ben. Setiap hal ada musimnya. Seperti yang dikatakan dalam Kitab Pengkhotbah. Selama dunia ini masih ada, segala sesuatu terus berganti. Tidak ada yang langgeng.” “Tapi tetap ada yang langgeng, Sam?” Sambey menatap wajah Benay dengan mimik ingin tahu. “Firman Allah bagai bunga yang indah, yang tidak pernah kenal musim.” “He..he..he.. Kali ini pikiranmu encer, Ben” sambut Sambey. Kedua sahabat ini tertawa akrab menuju kebon binatang Wonokromo untuk melihat monyet dan aneka rupa binatang lainnya.
Jemaat yang terkasih. Hidup ini seperti bunga tabebuya. Ada masa mekarnya dan ada masa gugurnya. Ada suka dan dukanya. Meskipun demikian, janganlah kiranya masa duka itu disebabkan karena kesalahan atau pelanggaran. Sama seperti yang dilakukan oleh umat Yehuda. Mereka mengisi hidup dengan berbuat jahat dan bertindak tidak adil terhadap sesamanya yang miskin dan lemah [Yesaya 1:10-20]. Sikap itu menunjukkan bahwa mereka tidak lagi mempedulikan firman Allah. Maka Allah mengijinkan mereka ditaklukkan oleh Nebukadnesar, Raja Babel. Mereka kalah perang dan harus hidup sebagai bangsa tawanan di negeri asing. Namun demikian, meskipun musim sukacita mereka telah berganti dengan dukacita, Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Hukuman itu hanya sementara saja.Allah mengajak umat-Nya untuk bertobat dan mengindahkan firman Allah yang kembali diserukan oleh nabi-Nya. Bunga terindah di dunia ini tetap mengenal musim semi dan gugur. Namun firman Allah bagaikan bunga indah yang semerbak harumnya kekal. Orang yang mengindahkannya akan dibuat menikmati kebahagiaan hidup disegala kondisinya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Di tengah-tengah serbuan informasi yang kita lihat dan dengar setiap hari melalui televisi dan media sosial, jangan pernah lupakan untuk membaca dan merenungkan firman Allah. Firman Allah-lah yang mampu memberi pedoman yang tepat dalam hidup kita. Dan memelihara damai sejahtera di hati kita dalam kondisi zaman yang serba berubah dan tak menentu ini. Terpujilah Tuhan!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|