|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kita harus memberitakan kehebatan Tuhan, tidak sekedar dengan pernyataan secara verbal dan dengan lagu-lagu, tetapi dengan realitas perubahan karakter kita yang mencerminkan kemuliaan Allah, memiliki pola pikir, pola hidup yang serupa dengan Tuhan Yesus, menjadi terang dan saksi bagi Tuhan. [Matius 5:16, I Yohanes 2:6] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Gunawan Laksmana |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Memberitakan Secara Benar Kebesaran dan Kehebatan Tuhan |
|
Memberitakan Secara Benar Kebesaran dan Kehebatan Tuhan |
|
Selasa, 03 September 2019 |
|
|
|
|
|
Memberitakan Secara Benar Kebesaran dan Kehebatan Tuhan |
|
I Petrus 2:9 |
|
|
|
|
|
|
Dalam acara TV tentang kompetisi bakat dan talenta sering kita mendengar pernyataan artis kristen menjadi pemenang, bahwa Tuhan Yesus membuat dia menang. Pernyataan ini tidak salah, tapi dampaknya bisa kontra produktif, yaitu bila yang menang bukan artis kristen, bisa diartikan bahwa Tuhan Yesus kalah dari kuasa lain.
Dalam liturgi kebaktian sering kita mendengar pernyataan pemimpin pujian secara langsung atau melalui lagu dinyanyikan, bahwa Tuhan kita paling hebat, maha besar, maha pemenang, hal ini tentunya juga tidak salah. Biasanya pernyataannya selalu dikaitkan dengan kemampuan Tuhan membuat mujizat, kemampuan menolong umat-Nya dalam pemenuhan kebutuhan jasmani. Hal ini diinspirasi oleh riwayat bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama [PL], yang focus hidupnya memang kebutuhan jasmani, keamanan, kemakmuran. Memang mujizat tidak bisa dipisahkan dari umat PL. Mujizat-mujizat tersebut adalah bentuk pemeliharaan Tuhan bagi bangsa Yahudi yang akan menurunkan Juru Selamat, suatu rancangan agung dari Allah Bapa [Yohanes 4:2...selengkapnya » |
Dalam acara TV tentang kompetisi bakat dan talenta sering kita mendengar pernyataan artis kristen menjadi pemenang, bahwa Tuhan Yesus membuat dia menang. Pernyataan ini tidak salah, tapi dampaknya bisa kontra produktif, yaitu bila yang menang bukan artis kristen, bisa diartikan bahwa Tuhan Yesus kalah dari kuasa lain.
Dalam liturgi kebaktian sering kita mendengar pernyataan pemimpin pujian secara langsung atau melalui lagu dinyanyikan, bahwa Tuhan kita paling hebat, maha besar, maha pemenang, hal ini tentunya juga tidak salah. Biasanya pernyataannya selalu dikaitkan dengan kemampuan Tuhan membuat mujizat, kemampuan menolong umat-Nya dalam pemenuhan kebutuhan jasmani. Hal ini diinspirasi oleh riwayat bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama [PL], yang focus hidupnya memang kebutuhan jasmani, keamanan, kemakmuran. Memang mujizat tidak bisa dipisahkan dari umat PL. Mujizat-mujizat tersebut adalah bentuk pemeliharaan Tuhan bagi bangsa Yahudi yang akan menurunkan Juru Selamat, suatu rancangan agung dari Allah Bapa [Yohanes 4:22]. Jadi sudah terbukti bahwa Allah yang kita sembah memang maha kuasa.
Berbeda dengan umat PL, umat pilihan Perjanjian Baru [PB] dituntut oleh Tuhan suatu standar moral yang lebih tinggi, bersifat batiniah. Standar moral umat PL adalah Hukum Taurat, sedangkan standar moral umat PB adalah [kehendak] Tuhan sendiri, yaitu Kebenaran Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, merupakan penyempurnaan hukum Taurat [Matius 5:17]. Fokus hidup umat PB bukanlah kebutuhan jasmani, karena hal kebutuhan jasmani Bapa sudah tahu bahwa kita memerlukan semua itu [Matius 6:32].
Dalam ayat bacaan tersebut, jelas bahwa wujud perbuatan besar, kehebatan Tuhan adalah memanggil manusia berdosa keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib [Kisah Rasul 26:18]. Oleh belas kasihan Tuhan kita diberi Anugerah Keselamatan begitu mahal harganya, yang bertujuan mengembalikan kita kepada rancangan semula Bapa. Rancangan agung Bapa bukan sekedar menjadikan kita orang baik berstandar hukum. Tetapi menjadi sempurna seperti Tuhan Yesus, perbuatan baik yang berstandar moral Allah, hal ini yang dikehendaki oleh Bapa.
Jadi kebesaran dan kehebatan Tuhan adalah perbuatan-Nya yang memanggil dan mengubah manusia berdosa menjadi anak-anak-Nya, mengenakan kodrat ilahi, sekarakter dengan Tuhan Yesus. Inilah mujizat terbesar sepanjang zaman.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|